Kegiatan Para Peserta JBIP di Jepang

June 6, 2015, oleh: superadmin

KAMI sering disuruh belanja barang, makanan atau yang lainnya oleh shacho (sebutan untuk pimpinan puncak sebuah perusahaan) dengan kriteria tertentu. Lalu kami diminta membandingkannya dengan barang yang ada di Indonesia termasuk harganya,” itulah penjelasan singkat dari salah seorang peserta JBIP 2015 yang berasal dari Unikom, Niki Dwiyanti (22) dan Siti Fatimah (21) dari Univ. Widyatama. Selain itu, mereka diajak pula ke daerah Hyogo, tepatnya Kobe untuk mengunjungi SMA. Lain lagi dengan Rahmat Ari Handoko (22) dari UNJ, di tempat trainingnya, dia membantu membuat program promosi untuk merekrut peminat orang asing (dalam hal ini orang Indonesia) yang ingin studi lanjut ke Jepang. Salah satunya adalah membuat pelajaran bahasa Jepang untuk diupload di youtube.

1Berbeda dengan Ari dan Niki, mahasiswa yang training di kantor pengacara Kimura, yaitu Annisa Fadhila Ziadatu Rahmah (21) dari UPI lebih banyak berdiam diri di kantor dan membantu para pegawai di sana mengindentifikasi berbagai kasus perdata seperti masalah utang piutang di antara orang Jepang. Kantor pengacara Kimura adalah kumpulan sekelompok pengacara andal di Jepang yang konon banyak sekali diminta jasanya untuk menangani berbagai kasus perdata tersebut.

Sementara Dwi Prihati Moehardini (21) dan Danial Yuanda Saputro (21), keduanya dari UPI ditempatkan di Cow Brand Soap Kyoshinsha Co., Ltd di berbagai divisi dengan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Jadi, mereka banyak dilibatkaan di berbagai divisi dengan produk yang beragam. Mereka berdua ini materi training setiap harinya tidak sama. Bahkan banyak dilibatkan praktik langsung di lapangan seperti belajar pengepakan produksi tertentu ke dalam dus (dalam hal ini trainer diminta mengisikan produk sabun ke dalam dus), setelah itu dus bergerak sendiri mengalir ke bagian berikutnya.2

Dalam hal ini, yang penulis lihat pekerjaan itu sendiri tidak berat namun sangat diperlukan ketepatan dan kecepatan bergerak serta ketelitian dalam memasukkan produk ke dalam kotak. Sementara Wieke Nadya Suci Ariesty (21) dan Dipayana Pertiwi (21) dari UMY, setiap harinya bermain dengan anak-anak berumur 3~5 tahun karena mereka ditempatkan di Taman Kanak kanak Tensou Gakuen.

Sumber  www.upi.edu . Laporan Pak Ahmad Dahidi UPI